Jumat, 29 Oktober 2010

LAGA SPESIAL ATEP

Laga Spesial Atep

Adik kelas Eka Ramdani di klub UNI ini memang agak berbeda. Jika umumnya para pemain muda yang lulus dari klub intern Persib ingin cepat-cepat masuk ke skuad senior Persib, Atep malah sempat menolak dan lebih memilih untuk mengawali karir sebagai pemain Persija yang notabene adalah musuh bebuyutan Persib. Setelah merasa cukup pengalaman, ia baru bersedia kembali ke Bandung, dan kali ini ia termotivasi untuk menjebol gawang mantan klubnya tersebut.

Atep Persib Bandung
“Ada motivasi lebih jika bertanding melawan Persija, karena mereka adalah musuh bebuyutan yang juga mantan klub aku,” ujar pemain yang pada tahun 2002 ikut membawa Persib Junior menjuarai piala Suratin ini.
Dari tahun 2004, Atep adalah bagian dari Persija Jakarta. Berbagai usaha untuk menarik Atep ke Bandung dilakukan, namun kerap gagal karena Atep merasa belum pantas berkostum biru milik Persib.
Baru pada tahun 2008, atau pada saat Jaya Hartono masuk menjadi pelatih Persib, Atep dipanggil lagi untuk membela Persib. Merasa sudah cukup mengenyam pengalaman di ibu kota, pemain kelahiran Cianjur, 5 Juni 1985 ini akhirnya bersedia pulang.
Namun jalan menuju tim inti masih sulit didapatkan. Ia masih harus bersaing dengan nama Eka Ramdani dan Lorenzo Cabanas di lini tengah, atau Gilang Angga Kusuma di wing back kanan. Dua posisi yang kerap dimainkan sebelumnya. Pada musim 2008/09 ini, ia lebih sering duduk di bangku cadangan sebagai pengganti.
Kesempatan datang ketika datang musim kompetisi 2009/10. Keluarnya para pemain sayap kiri yaitu Salim Alaydrus dan Siswanto ke klub lain menyisakan Irwan Wijasmara sebagai pemain spesialis sayap kiri. Namun karena dinilai masih minim pengalaman, pelatih Jaya Hartono terpaksa melakukan eksperimen dengan menempatkan Atep sebagai wing back kiri.
Hasilnya cukup menggembirakan, lambat laun, pemain yang mengidolakan Cristiano Ronaldo ini ternyata cepat beradaptasi dengan posisi barunya. Hingga saat tandang ke markas Sriwijaya FC di Palembang, Jaya Hartono sempat mengatakan bahwa Atep bermain luar biasa sebagai sayap kiri daripada posisi aslinya di tengah atau kanan. Pelatih asal kediri ini sampai menyebutnya sebagai sayap kiri terbaik se-Indonesia.
Musim ini Persib sudah tidak dilatih oleh Jaya Hartono. Seiring dengan perubahan ini, formasi pun berubah. Persib sudah tidak lagi menggunakan pola wing back, dan mulai memakai formasi 4-4-2. Jika dilihat dari fungsinya, peran winger atau sayap murni disini lebih cocok dengan karakter Atep yang sangat bagus dalam menyerang, dribling, umpan silang, kecepatan, dan shoting.
Namun banyak yang menilai bahwa permainan Atep musim ini belum sebagus musim kemarin, bahkan cenderung menurun. Dan melawan Persija besok sore, Atep akan menjawab segala kritikan tersebut.
“Mental aku sudah sangat siap. Tekanan dari suporter sana pasti ada, tapi ini bukan hal baru buatku. Musim-musim lalu juga aku pernah menghadapi mereka,” papar Atep.
Lalu Atep menyangkal dengan anggapan bahwa dirinya akan dijaga ketat oleh para pemain lawan mengingat dirinya adalah mantan pemain Persija dan sangat berbahaya. Menurutnya, Rahmad Darmawan sebagai pelatih bagus, dan RD tidak mungkin hanya menginstruksikan pasukannya untuk fokus mematikan pergerakan dirinya, karena pemain lainnya juga berpotensi menciptakan peluang.
Yang pasti, jika ada kesempatan dirinya untuk mengambil kembali tendangan penalti, Atep tanpa ragu untuk tidak menolaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar